Rabu, 01 April 2009

GAME SIMULASI PERANG TERHEBAT


Call of Duty 4: Modern Warfare
Ubah Tradisi

Mungkin untuk semua penggila game -game perang, Call of Duty identik dengan Perang Dunia II. Bahkan ada yang mengkui, dirinya belajar sejarah Perang Dunia II melalui game ini. Tetapi ada yang coba diubah Activision dan Invinity Ward, untuk seri keempat game first person shooting ini. Mereka membawa perang modern ke hadapan kita. (adt)

Activision - Infinity Ward – November 2007 – PS 3, XBox 360, PC
Grant Collier salah satu pimpinan Infinity Ward, menyebutkan kalau ide mengembangkan story line Call of Duty, sudah mereka pikirkan kala membuat Call of Duty 1. “Sepertinya seru ya, ngebawa helikopter ke game ini. Pertanyaan yang muncul, mungkin enggak ada helikopter di Perang Dunia II?” ungkap Grant.

Keinginan untuk mengembangkan cerita Call of Duty setidaknya harus dipendam dulu. Maklum ketika Call of Duty 2 rilis, sambutan yang diterima Activision dan Infinity Ward, gila-gilaan. Dan artinya mereka harus menyiapkan Call of Duty 3, dengan konsep yang enggak jauh beda.

Infinity Ward yang memang ingin menyiapkan konsep baru untuk Call of Duty, menolak permintaan Activision untuk mengembangkan Call of Duty 3. Hasilnya Activision menggandeng Treyarch untuk mengembangkan Call of Duty 3. Dan tentu saja hasilnya jauh dari apa yang dikembangkan oleh Infinity Ward. Terlalu banyak kegagalan pada Call of Duty 3 (lihat boks).

Titik balik seperti itu akhirnya yang dipakai Infinity Ward untuk mengubah tampang Call of Duty 4. Yang ada di dalam benak Grant Collier dan yang lainnya, daripada gagal lagi dengan jalan cerita Perang Dunia II, sekalian saja membawa “perangnya” ke masa sekarang.

Alhasil semua mimpi yang pernah kru Infinity Ward bayangkan, bisa diwujudkan. Belum lagi, story line yang mengangkat tema perang modern, pas dengan kondisi dunia yang sedang melakukan “perang global terhadap terorisme”. Makanya untuk sekuel yang keempat, ada embel-embel kecil di belakangnya. Call of Duty 4: Modern Warfare.

Perang Kota

Perang modern identik dengan perang kota. Sebuah perang yang bisa dibilang paling ditakuti tentara dari kesatuan manapun. Maklum ketika berperang di sebuah kota, kita akan dihadapi dengan bangunan tinggi, dan area perang yang begitu luas. Banyak sudut yang sukar ditembus. Musuh bisa keluar dari mana saja, dan menghilang bagaikan hantu.

Kejadian seperti ini yang ditemui Ranger dan Delta Forces Amrik di Somalia. Dalam film Black Hawk Down, ketakutan para pasukan khusus itu jelas terlihat. Makanya mereka ogah banget kala harus berperang di dalam kota. Dan ini kembali terulang di Irak. Perang kota menjadi sebuah momok yang menakutkan untuk para prajurit negeri Paman Sam.

Hal seperti ini diadopsi Infinity Ward, untuk Call of Duty 4. Meskipun enggak menaruh nama Irak atau Afghanistan, tetapi pemandangan ala Timur Tengah, atau kota-kota mati di Eropa Timur menggambarkan keadaan yang sebenarnya.

Beberapa kelebihan yang kalian temukan di Call of Duty 2, masih bisa ditemukan di seri keempatnya. Seperti enggak ada lagi aksi ala John Rambo, yang ngebabat musuh sendirian. Kita digambarkan akan bergerak sebagai tim, dengan misi tertentu. Kalaupun harus melakukan misi sendirian, tentunya bukanlah misi bunuh diri. Melainkan misi pengintaian, yang mengharuskan kita bergerak perlahan-lahan.


Grafis

Game yang dirilis untuk PS3, XBox 360, dan PC ini memang menyiapkan detil grafis yang menajubkan (lihat saja foto-foto yang HG muat J). Maklum dengan keberadaan konsol next-gen, akan sangat membantu untuk urusan grafis. Ujung-ujungnya game play menjadi jauh lebih asik bila dipandu dengan grafis.

Infinity Ward menyebutkan kalau game ini dibuat melalui rendering mencapai 60 frame per second. Hasilnya seperti apa, bisa kalian buktikan nanti kala game ini dirilis sekitar bulan November tahun ini.

“Menggunakan 60 frame per detik adalah hal yang sangat penting. Kadang beberapa orang enggak bisa membedakan antara penggunaan 60 frame dan 30 frame. Tetapi dengan 60 frame per detik, tingkat realistis bisa kami capai,” beber Grant kasih bocoran.

Belum lagi penggunaan efek real-time post-processing. Dengan efek ini sang desainer mampu membuat bayangan yang berbeda-beda untuk setiap bagian di dalam gamenya. Contoh gampangnya begini. Kala kalian memainkan Call of Duty 4, kalian akan bisa membedakan tingkat pencahayaan yang berbeda-beda di setiap area yang kalian datangi.

Selain itu, detil-detil kecil yang biasanya terlewat, diperhatikan total di game ini. Mulai kilatan selongsong peluru yang tersebar di atas meja. Atau malah borgol yang nyantel di tas, ikutan bergoyang kala sang empunya berlari.

Multiplayer
Kondisi apakah Call of Duty 4 bisa dimainkan multiplayer secara online, sayangnya belum bisa dibocorkan oleh Infinity Ward. Tetapi kalau melihat Call of Duty 2 menjadi salah satu game yang paling sering dimainkan lewat XBox Live (dalam sehari bisa dimainkan lebih dari 50 ribu users), tampaknya Infinity akan melakukan hal yang sama untuk Call of Duty 4.
Dari bocoran yang HG dapat kita bisa melakukan up grading penampilan kala skill kita semakin baik. Dan kita bisa mendandani karakter kita sesuai dengan yang kita inginkan. Mulai dari membelikannya asesoris, sampai menggantikan seragam yang ia gunakan.


Cerita

Game ini sendiri dimulai dengan keberadaan seorang penjahat perang bernama Zakhaev. Dengan uang dan kekuasaan yang ia miliki, Zakhaev mampu merancang kudeta di sebuah negara. Belum lagi hubungannya dengan mafia Rusia dan penjualan minyak secara ilegal makin membuat Zakhaev semakin berkuasa.

Kalian sebagai salah satu grup pasukan khusus bertugas meringkus dirinya. Cara itu tentu tidak mudah. Banyak misi yang harus kalian lalui, dan desingan peluru yang harus kita hindari. (*)

SOUND SISTEM
Call of Duty 4 ini menggunakan tatanan sound yang hampir menyerupai suara asli medan perang dan jika kalian menggunakan Surround system 5.1 dan 7.1 maka hasil yang di capai akan memuaskan dan ciptakan suasana desingan peluru, granat, louncer, dan suara tembakan seperti nyata

0 komentar:

Analogue Calendar

 
template by suckmylolly.com flower brushes by gvalkyrie.deviantart.com